DOSA

         
  Rasa malas tatkala mengangkat selembar kain tebal yang menutupi diri kita, rasa lesu ketika terbebas dari mumetnya pekerjaan yang menyita waktu dari pagi sampai siang, dan rasa lunglai dimana malam yang dingin mulai mengelayuti kelopak mata dan mengajak kita untuk terlelap. Tapi selaku seorang muslimkita harus mampu mengerahkan seluruh tenaga untuk bisa bangun, otot Bisep dan Trisep kita dituntut agar bisa berkontraksi guna mengangkat selimut untuk mnunaikan dua roka’at, meskipun stamina kita terkuras dari jam ke jam yang silih berganti tapi disaat yang bersama’an ada empat roka’at yang menenti kita, meminta agar kita mampir ke rumahnya yang suci yaitu masjid.
            Mungkin terkadang kita tidak sadar ketika hari-hari begitu cepat berlalu tapi kualitas diri kita tidak bertambah, seringkali aktifitas yang membuat kita alfa dari mengingat Allah justru menjadi sebuah Neuron yang memenuhi sel-sel yang kosong dibalik rongga tengkorak kita, padahal dibalik semua itu ada dua sekertarinya Allah yang siap dengan sebatang pena untuk mengoreskan tinta diatas secarik kertas yang suci. Ingatlah wahai muslimin, bahwa penilaian malaikat itu tidak akan salah sedikitpun.
            Kita coba untuk berfikir sejenak, kita coba relaxan urat-urat syaraf kita yang sejak dulu tengang, kita reset memori kita yang sudah penuh oleh kemaksiatan, dan memahami sekelumit pembahasan tentang DOSA.
Dosa, ia tidak bisa di indra oleh alat indra manapun, mata kita secara spontan menjadi buta tatkala berpapasan dengan dosa, pendengaran dan penciuman kita praktis tidak dapat difungsikan ketika dosa menghampiri, bahkan kulit kita yang sensitif pun tidak bisa merasakan lembut kasarnya permukaan pelapis dosa tersebut, tapi ia hanya bisa dirasakan oleh hati nurani kita yang suci.
            Dr.Syekh Sholeh Al-Fauzan bin Fauzan penulis kitab Muqororut Tauhid jilid 1,2 dan 3 berkomentar dalam karyanya bahwa Dosa terbagi dua:
1.      Dosa Besar
2.      Dosa Kecil
Adapun dosa besar dapat didefinisikan sebagai:
كُلُ ذَنْبِ تَرَتَبَ عَلَيْهِ حَدٌ فِى الدُنْيَ اَوْ تَوَعَدَ عَلَيْهِ بِنَارِ اَوْ لَعَنَ اَوْ غَضَبَ
Yang artinya: “setiap dosa yang menyebabkan ada hukuman di dunia atau mengancam atas dosa itu denagn neraka atau melaknat atau memurkai”.
            Secara sepintas kita bisa ambil point bahwa pelaku dosa besar akan diganjar dengan dua kartu kuning, satu kartu diberikan di dunia dan satu kartu dihadiahkan oleh Allah di akhirat kelak, ketika kartu itu berakumulasi maka pelakunya akan merasakan merahnya siksa neraka.

            Beberapa contoh yang menyebabkan dosa besar itu tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim:
اِجْتَنِبُوْا السَبْعِ المُوْبِقَاتِ, قَالُوا: وَمَا هُنَ؟ قَالَ: الشِرْكُ بِااللهِ, وَالسِحْرُ, وَقَتْلُ النَفْسِ التِى حَرَمَ اللهِ اِلَا بِالْحَقِ, وَاَكْلُ الرِبَا, وَاَكْلُ مَالِ اليَتِيْمِ, وَالتَوَلِي يَوْمَ الزَحْفِ, وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُوْمِنَاتِ الغَافِلَاتِ.
Yang artinya: “jauhilah 7 dosa yang membinasakan, seorang sahabat bertanya: apa itu ya rosul? Lalu rosul menjawab: musyrik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar, memakan riba, memakan hartaanak yatim, berpaling pada waktu peperangan, dan menuduh berzinah kepada wanita sholehah yang lalai maksait”.
            7 indikator dosa besar yang bisa berakibat fatal bagi para pecandunya, bahkan bisa mengeluarkan pelakunya dari naungan islam, naudzubilahi min dzalik.
Sedangkan dosa yang kecil didefinisikan sebagai berikut:
كُلُ دَنْبِ لَيْسَ فِيْهِ حَدٌ فِى الدُنْيَا وَلَا وَعَدَ خَاصُ فِى الأَخِرَةِ.
Yang artinya: “setiap dosa yang tidak ada hukuman di dunia dan tidak ada ancaman khusus di akhirat”.
            Kita tarik benang merahnya, bahwa perbedaan dosa besar dan kecil terlihat pada balasan yang akan diperoleh si pelaku, jika dosa besar ia akan mendapatkan imbalan di dunia dan dihadiahi untuk kehidupan akhiratnya, sedangkan pecandu dosa kecil hanya diganjar di akhiratnya saja, tu pun tidak ada imbalan yang khusus.
            Rosul SAW berkomentar lewat hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim, bahwa “setiap manusia pasti pernah melakukan zina, tidak mungkin tidak, mata zinanya adalah melihat, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, lisan zinanya adalah bicara, hati zinanya adalah menginginkan”.

            Menurut rosul, manusia pasti pernah merasakan dosa, tapi tidak kita sadari, karena ia bersifat halus,elastis dan tidak bisa di indra, sehingga sangat sulit untuk bisa merasakanya.
Oleh sebab itu kaum muslimin,,,,
            Hendaklah hati nurani kita melakukan penetralan supaya sehalus apapun dosa yang hinggap di tubuh kita, kita bisa merasakan getaran elektromagnetiknya, sehingga apabila sudah terasa getaran tersebut kita bisa membasmi dosa itu dengan segera.
            Dan perlu kita fahami bahwa meskipun dosa kecil yang kita konsumsi tapi lama kelamaan kita bisa kecanduan dan menjadi hal yang lumrah dalam melakukan dosa tersebut, karena jika kita mengkonsumsi pil dosa kecil secara berlebih kita bisa over dosis dan akbatnya sangat fatal.
            Kecanduan dosa kecil lebih fatal akibatnya daripada kecanduan Tar dan Nikotin, disamping bisa menyebabkan ketergatungan juga bisa menimbulkan keyakinan bahwa melakukan hal itu sudah biasa sehingga semakin lama dosa-dosa itu akan menggunung dan berakumulasi menjadi dosa besar.
Seorang ulama besar Ibnu Abas R.A. berkata:
لَا الصَغِرَةَ مَعَ اِسْرَرٍلَا كَبِيْرَةَ مَعَ الإِسْتِغْفَرِ
Tidak ada dosa kecil bila dilakukan terus menerus, tidak ada dosa besar bila dilakukan dengan istigfar
          
  Keterangan diatas mengandung pesan moral bahwa cara menanggulangi penumpukan-penumpukan dosa adalah dengan istigfar, dan melarang kepada kita agar tidak mengulang-ngulang perbuatan dosa, karena bertabrakan dengan hadits ke-51,Budi Luhur,
لَا يُلْدَغُ المُؤْمِنُ مِنْ حُجْرٍ مَرَتَيْنِ


Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

PERKATAAN ULAMA part II

Contoh teks pidato bahasa Indonesia