DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT





وَفَوْقَ كُلِّذِي عِلْمٍ عَلِيْمٌ
Dan diatas setiap orang yang berpengetahuan, ada yang maha mengetahui”.
(QS.Yusuf 12:76)

            Imam Hasan al-bashri ketika memaknai maksud ayat ini, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya, mengatakan bahwa tiadalah orang alim, kecuali diatasnya ada orang alim lainnya, sehingga ilmu itu terhenti kepada Allah SWT.
            “Diatas Langiit Masih Ada Langit”. Mungkin inilah ungkapan yang tepat untuk memaknai rangkaian ayat diatas. Secara lebih luas, makna ayat ke-76 dari surah Yusuf  tersebut adalah bahwa apapun kelebihan yang dimiliki seseorang ; ilmu, harta, prestasi, dan sebagainya, diluar sana masih ada yang lebih dari dia.
            Ketika ada orang yang memiliki ilmu pengetahuan begitu luas di suatu tempat, maka pasti ada orang lain yang lebih luas dan dalam ilmu pengetahuanya di tempat lain. ketika ada orang kaya dengan harta melimpah di suatu daerah atau bahkan negara, pasti ada yang lain yang lebih kaya dengan harta yang lebih melimpah di daerah atau negaraa yang lain. ketika ada orang yang memiiki kekuatan luar biasa di suatu benua, pasti ada orang lain yang lebih kuat dengan kemampuan fisik yang jauh lebih hebat dari orang tersebut di benua lain. inilah alasannya kenapa rekor-rekor dunia selalu terpecahkan. Karena ada rekor-rekor baru yang lebih baik dari rekor sebelumnya. Ini sudah menjadi sunnatullah (hukum Allah).
            Kelebihan apapun yang kita miliki bukanlah untuk dibanggakan apalagi disombongkan. Al-quran banyak memberi plajaran berharga tentang hal ini.

            Kita tentu ingat tentang kisah nabi Musa AS. Dengan nabi Khidir AS. Yang diabadikan dalam al-quran, betapa nabi Musa AS yang merasa dirinya paing pintar diantara kaumnya, ditegur oleh Allas dengan cara dipertemukan oleh nabi Khidir AS. Dan ternyata, nabi Musa AS tidak dapat mengikuti jalan pikiran nabi Khidir AS sampai akhirnya nabi Khidir sendiri memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan bersama nabi Musa, kemudian menjelaskan semua peristiwa yang dilaluinya bersama.

            Kita juga tentu pernah mendengar kisah nabi Sulaiman AS, yang denagn kekayaan yang dimilikiya memohon kepada Allah agar diizinkan untuk menjamu seluruh makhluk Allah yang ada di wilayah kekuasaanya selama satu hari. Setelah diizinkan Allah, kemudian beliau menyediakan makanan sebanyak-banyaknya untuk menjamu makhluk Allah tersebut. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa panjang makanan tersebu setara dengan jarak tempuh perjalanan selama dua bulan dengan menggunakan kuda pacuan. Dan lebar makanan pun setara dengan jarak tempuh perjalanan dua bulan dengan kuda pacuan.
            Setelah merasa cukup, kemudian beliau memangil makhluk-makhluk Allah yang ada didaratan dan dilautan, saat itu, Allah memerintahkan kepada seekor ikan bernama nun untuk mulai menyantap hidangan yang disediakan oleh nabi Sulaiman AS. Tidak disangka, seluruh hidangan yang disediakan itu habis tak tersisa sedikit pun setelah disantap oleh ikan tersebut dalam waktu yang sangat singkat. Saat itu nabi Sulaiman AS tersadar bahwa apa yang dimilikinya itu tidak ada artinya dibandingkan kekayaan yang dimiliki Allah SWT. Dzat yang maha kaya.

            Dari beberapa kisah tersebut, jelas bahwa semua yang kita miliki, baik berupa kekayaan, ilmu pengetahuan, prestasi, kedudukan dan jabatan. Tidak patut kita banggakan apalagi kita sombongkan di hadapan orang lain. karena “Diatas Langit Masih Ada Langit”. Diatas semuanya ada Allah SWT yang maha segala-galanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKATAAN ULAMA part II

Contoh teks pidato bahasa Indonesia